MASYARAKAT DI INDONESIA
PERBEDAAN
MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA
Antara desa dan kota
secara sepintas kilas hanya mengenai perbedaan geografis saja, tetapi bila kita
lihat secara mendasar tidaklah demikian. Bahwa kota dan desa mempunyai
perbedaan yang kompleks sekali. Baik dilihat dari segi jumplah penduduknya,
sosial ekonominya, kebudayaan, tata nilai dan normanya. Oleh karena itu bila
kita akan mempelajari masyarakat kita di satu pihak dan masyarakat desa dilain
pihak, kita harus melihat secara utuh dan kompleks pula.
Kebudayaan masyarakat tergantung dari community di
mana ia berada, apakah ia berada di kota ata di desa. (Abu Ahmadi, 2009)
Suatu masyarakat disebut diesbut community bilamana
memiliki syarat sebagai berikut:
- berisi
kelompok manusia
- menempati
suatu wilayah geografis
- mengenal
pembagian kerja dalam spesialisasi dengan fungsi yang saling tergantung.
- memiliki
kebudayaan dan sistem sosial bersama yang mengatur kegiatan mereka.
- para warganya
sadar akan kesatuan dan kewargaan mereka dalam community.
- mampu berbuat
secara kolektif menurut cara tertentu.
A.
MASYARAKAT PEDESAAN
Kurang lebih 81,2% dari Wilayah Indonesia bertempat
tinggal didesa. Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi hasilnya
pembangunan dan sekaligus akan dapat meningkatkan penghidupan masyarakat
dipedesaan.
Setiap program pembangunan desa dimaksudkan untuk
membantu, dan memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana
desa yang diperlukan. Langkah ataupun kebijaksanaan yang akan diambil oleh
pemerintah, dalam melaksanakan pembangunan perlu diletakkan dalam satu kesatuan
dengan daerah kota dalam rangka pengembangan wilayah yang terpadu.
Kebijaksanaan tersebut akan didukung pula dengan
adanya lembaga-lembaga social maupun ekonomi yang sudah ada dipedesaan seperti
Lembaga Sosial Desa (LSD) yang sekarang sudah menjadi Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD), Koperasi Unit Desa (KUD), Badan Unit-Unit Desa(BUUD),
dan sebagainya. Oleh karena itu fungsi dan peranan desa menjadi sangat berarti
bagi ketahnan Negara atau ketahanan nasional Republik Indonesia.
Desa sendiri itu adalah suatu hasil perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu
ialah suatu ujud atau kenampakan dimuka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi
antar unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah lain. (H.
Sukardi, 2013)
B.
MASYARAKAT
PERKOTAAN
Kota adalah
sebagai pusat pendomisian yang bertingkat-tingkat sesuai dengan system
administrasi Negara yang bersangkutan. Disamping itu jkota juga merupakan pusat
dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan komunikasi.
Perngaruh
terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan Negara pada umunya. Maka dari itu
bagi kota yang letaknya strategisbaik dari lalu lintas darat, laut, maupun
udara, akan berkembang dengan pesat. Misalnya Jakarta, Surabaya dan sebagainya.
Pertumbuhan
penduduk dan kemajuan tehnik merupakan dua hal yang sangat besar pengaruhnya
atas situasi dan perkembangan masyarakat. Perkembangan yang dimaksud adalah suatu
pertumbuhan yang menjadikan masyarakat selalu berubah (bertambah).
Makin besar
pertambahan penduduk, makin Nampak pula ciri kekotaan suatu tempat. Pertambahan
penduduk ada dua kemungkinan, yaitu adanya kelahiran maupun perpindahan.
Semakin padat penduduk
kota, maka berkurang kebebasan individu, semakin tajam persaingan antar manusia
sehingga akan mendorong terciptanya organisai-organisasi kolektif, demi
terjaminnya kebutuhan hidup serta pembelaan kepentingan mereka. Ikatan sosial
kekeluargaan menjadi lemah, pudar, dan menghilang.
Disamping itu,
kemajuan tehnik ikut menentukan struktur hubungan sosial/hubungan kemanusiaan.
Jumlah penduduk kpada umumnya dikota sangat padat, di samping itu juga
heterogen. Hal ini disebabkan bahwa kota merupakan tempat penampungan
perpindahan penduduk dari berbagai tempat, baik pendatang yang tercatat maupun
yang tidak.
Maka dari itu
sebenarnya hidup dikota kurang aman/tentram, disamoing individualitis dan
kikir. Uluran tangan dari tetangga sangat sulit diharapkan.
Sistem
perekonomian kota tidak terpusat pada satu jenis saja, melainkan sangat
bervariasi.
Bagi masyarakat
kota kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa biasanya masih cukup terarah dan
ditekankan pada pelaksanaan ibadah. Upacara-upacara keagamaan sudah berkurang,
demikian pula upacara-upacara adat sudah berkurang. Semua kegiatan agama dan
adat berlandasskan pada pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Antara
warga masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaa, juga terdapat perbedaan
dalam perhatian, khususnya terhadap keperluan-keperluan hidup. Di desa-desa,
yang utama adalah perhatian khusus terhadap keperluan utama daripada kehidupan
hubungan-hubungan untuk memperhatikan fungsi pakaian, makanan, rumah dan
sebagainya. Lain dengan orang-orang kota yang mempunyai pandangan-pandangan
yang berbeda. Orang-orang kota sudah memandang peggunaan kebutuhan hidup,
sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya.
1. Kontrol sekunder
Anggota
masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial
yang berjauhan.
2. Mobilitas sosial
Dikota
sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas maupun
tempat tinggal. Tidak jarang orang yang semula bekerja pada suatu instansi
kemudian bekerja pada instansi lain yang lebih menguntungkan.
3. Individual
Akibat
hubungan sekunder, maupun konrol sekunder, ,maka kehidupan masyarakat di kota
menjadi individual apakah yang mereka inginkan dan rasakan, harus mereka
rencana dan laksanakan sendiri. Bantuan dari masyarakat lain sulit diharapkan.
4. Ikatan sukarela
Walaupun
hubungan sosial bersifat sekunder, tetappi dalam organisasi tertentu yang
mereka sukai (olahraga, kesenian, dll) mereka secara sukarela menggabungkan
diri dan berkorban.
5. Segregasi keruangan
Akibat
dari hiterogenitas sosial dan kompetisi ruang, terjadi pola sosial yang
berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa dan sebagainya. Maka
dari akhirnya terjadi itu pemisahan tempat tinggal dalam kelompok-kelompok
tertentu. Contohnya dikota kita bias menjumpai kampong cina, kampong arab, dan
sebagainya.
Menurut
bintarto dalam bukunya Pengantar Geografi Kota, maka beberapa ciri fisis dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
1.
Tempat-tempat
untuk pasar dan pertokoan. Pasar selalu merupakan titik api atau fokus poin
dari suatu kota.
Menurut Arthur B, Gallion dan Simon
Elsneer (1963), shopping centers ini dari segi pelayanan dapat digolongkan
menjadi tiga kategori umum :
a.
“neighbourhood
centers”, yang melayani penduduk kota antara 7.500 sanpai 20.000 orang.
b.
“community
centers”, yang melayani 20.000 sampai 100.000 orang.
c.
“regional
centers”, yang dapat melayani 100.000 sampai 250.000 orang
Daerah-daerah inti kota yang
merupakan akumulasi dari gedung-gedung, pertokoan, perkantoran, dan sebagainya.
2.
Tempat-tempat
untuk parker. Daerah- daerah pusat kegiatan dikota ini dapat hidup karena
adanya jalur jalan, alat pengangkut sebagai wadah arus penyalur maupun
pengangkutan orang tidak selalu dalam keadaan bergerak terus, tetapi berhenti
ditempat-tempat tertentu.
3.
Tempat-tempat
rekreasi dan sarana olahraga. Tempat rekreasi dan sarana olahraga dikota ini
atau didesa adalah penting bagi manusia, kiita ingat pepatah. Dalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang sehat (Mensana incorporsano). Ruang untuk keperluan
rekreasi ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu (a) halaman bermain atau
playout yang dimanfaatkan oleh anak-anak yang berskolah (b) halaman bermain
kelompok tetangga atau “neighbourhood playground” yang diperuntukan bagi
anak-anak umur 6 sampai 14 tahun (c) lapangan bermain atau play field yang
disediakan untuk para remaja dan orang-orang dewasa.
Sebagai
ciri sosial dapat dikemukakan sebagai berikut :
(1).
Pelapisan sosial ekonomi. Perbededaan tingkat pendidikan dan status ilmu sosial
dapat menimbulkan suatu keadaan yang heterogen
(2).
Indiidualisme. Perbedaan status sosial ekonomi maupun kultural dapat menumbuhka
sifat individualisme, sifat kegotong royongan yang murni sudah jarang dapat
dijumpai dikota.
(3).
Toleransi sosial. Kesibukkan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup
tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya
(4).
Jarak sosial. Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya dapat
dikatakan cukup tinggi. Biasanya sudah lebih dari 10.000 orang/km persegi.
(5).
Penilaian sosial. Perbedaan status, perbedaan kepentingan, dan situasi kondisi
kehidupan kota mempunyai pengaruh terhadap sistem penilaian yang berbeda
mengenai gejala-gejala yang timbul dikota.
C.
PERBEDAAN
MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
1.
Lingkungan
umum dan orientasi terhadap alam
2.
Pekerjaan
atau mata pencaharian
3.
Ukuran
komunitas
4.
Kepadatan
penduduk
5.
Homogenitas
dan heterogenitas
6.
Diferensiasi
soial
7.
Pelapisan
sosial
8.
Mobilitas
sosial
9.
Interaksi
sosial
10. Pengawasan sosial
11. Pola kepemimpinan
12. Standar kehidupan
13. Kesetiakawanan sosial
14. Nilai dan sistem nilai.
D. URBANISASI DAN URBANISME
Sehubungan
dengan perbedaan antara masyarakat perdesaan dengan masyarakat perkotaan,
kiranya operlu pula disinggung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu
proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses urbanisasi
dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung pada keadaan
masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua
aspek, yaitu :
-
Perubahannya
masyarakat desa menjadi masyarakat kota
-
Bertambahnya
penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari
desa-desa
Sehubungan
dengan proses tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan
suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang banyak. Secara umum dapat
dikatakan bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut :
1.
Daerah
yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota (contohnya
jakarta) .
2.
Tempat
tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan/perniagaan,
seperti misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknynya dekat
pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3.
Timbulnya
industri di daerah itu, yang memproduksi barang-barang maupun jasa-jasa.
Secara analitis maka
terdapat kota pemerintahan, kota perdagangan, kota industri dan sebagainya.
Demikian pula soal
pakaian, bagi orang-orang desa bentuk dan warna pakaian tak menjadi soal,
kareana yang terpenting adalah bahwa pakaian tersebut dapat melindungi dirinya
terhadap panas dan dingin. Bagi orang-orang kota nilai pakaian adalah alat
kebutuhan sosial, malahan mahalnya bahan pakaian yang dipakai merupakan
perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai.
Dari uraian di atas,
maka dapatlah disimpulkan secara singkat bahwa ciri-ciri masyarakat kota adalah
sebagai berikut :
(1).
Hiterogenitas sosial
Kota merupakan melting pot bagi aneka suku maupun
ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok yang lain. Di
samping itu kepadatan pendududk memang mendorong terjadinya persaingan dalam
pemanfaatan ruang.
(2). Hubungan
sekunder
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama
anggota serba terbatas pada bidang hidup tertent. Misalnya teman kerja, teman
seagama, atau seorganisasi lain. Jadi pergaulan yang mendalam, secara kekeluargaan
dan saling mengisi kebutuhan sulit untuk dilakukan.
(3). Toleransi
sosial
Pada masyarakat kota orang tidak memperdulikan
tingkah laku sesamanya secara mendasar dan pribadi, sebab masing-masing angora
mempunyai kesibukan sendiri. Sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat
dikatakan lemah sekali. Walaupun ada kontrol sosial tetapi sifatnya non
pribadi.
Komentar
Posting Komentar